http://tusiahagama.blogspot.com/p/khotbah-idul-adha-3-3-3.html?spref=tw
KHOTBAH IDUL ADHA

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكبَرْ (×3
 اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
 اللهُ اَكْبَرْ ماتحرك متحرك وارتـج. ولبى محرم وعـج. وقصد الحرم من كل فـج. وأقيمت فى هذا الأيام مناسك الحج. اللهُ اَكْبَرْ (3×)   
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ ومن تبع دين محمد. وسلم تسليما كثيرا. فياايها المسلمون الكرام. اوصيكم ونفسى بتقوى الله. واعلموا أن هذا الشهر شهر عظيم. وأن هذاليوم يوم عيد المؤمين. يوم خليل الله إبراهيم أبو ألانبياء والمرسلين. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Marilah kita bersyukur pada Allah karena pada pagi ini ternyata Allah telah memberi anugerah nikmat  terbesar pada kita yaitu nikmat keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah SWT.Iman inilah yang membuat kaki kita tersa ringan untuk melangkah dalam rangka menyambut seruan Allah,karena iman inilah mata kita terasa ringan untuk melihat dalam rangka membaca ayat-ayat ALLAH,karena iman inlah pendengaran kita terasa ringan untuk diajak konsentrasi dalam rangka mendengarkan firman – firman ALLAH.Iman inilah yang membuat mata hati kita menjadi terang untuk membedakan mana yang haq dan mana yang batil , mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram.Dan marilah kita bersyukur kepada Allah karena ALLAH telah memberikan kepada kita addin yaitu agama yang mulya,Allah telah menyempurnak nikmatnya pada kita,Allah telah ridhokepada kita ISLAM sebagai agama kita.Hal sesuai dengan firman Allah Qs al-Mâidah/5:3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (Qs al-Mâidah/5:3).

Dan marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena dihari yang penuh barokah dan sangat bersejarah ini kita dapat berkumpul dalam rangka menunaikan ibadah solat idul adha ,mengumandangkan takbir,tahlil dan tahmid sebagai upaya mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt dengan sepenuh hati.Kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam ketaatan  dan ketabahan nabiyullah Ibrahim as menjalani cobaan dari ALLAH SWT.

Diceritakan Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang sangat wira’i, taqwa, dan cinta kepada Allah. Pada suatu ketika Nabi Ibrahim berqurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 unta budunah ke jalan Allah sehingga membuat orang-orang dan para malaikat terheran-heran dan kagum pada tindakannya itu..
Beliau berkata “Setiap apapun yang membuat aku dekat dengan Allah, maka tidak ada sesuatu yang berharga bagiku. Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak niscaya aku akan menyembelihnya ke jalan Allah. Jika itu bisa membuatku dekat kepada Allah”.

 Setelah melewati masa cukup lama. Beliau pun lupa akan ucapan yang telah dikatakan. Ketika beliau berada di Baitul Muqoddas, beliau memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anakyang soleh
sesuai yang termaktub dalam Surat Ash-Shoffat ayat 100 :
رب هب لي من الصالحين
Ya Tuhanku, anugrahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang sholeh

. Kemudian Allah pun mengabulkan permohonan beliau. Beliau dikaruniai seorang putra yang tampan dan sholeh bernama Ismail dari istri beliau Hajar.
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ

Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.

Allah berfirman dalam Alqur’an pada Surat Ash-Shoffat penggalan Ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ.
Maka tatkala anak itu (Ismail)cukup umur.sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim
Ketika Nabi Ismail berusia 7 tahun (ada yang mengatakan 13 tahun), pada waktu itu bertepatan pada malam tanggal 8 Dzul hijjah, Nabi Ibrahim tidur dan bermimpi. Dalam mimpi tersebut, seseorang berkata kepada beliau “Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu !”. Setelah terbangun pada pagi hari, berliau berpikir dan mengangan-angan, dan berkata pada dirinya “Apakah mimpi itu dari Allah ataukah dari syetan ?”. Kemudian hari itu dinamakan yaumut tarwiyyah atau hari tarwiyyah[1], karena tarwiyyah dalam bahasa arab artinya berpikir mengingat masa lalu.
Pada malam harinya beliau tidur dan bermimpi seperti mimpi yang pertama. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau mengetahui bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah. Dan pada hari itu (tanggal 9 Dzul Hijjah) dinamakan yaumu arofahatau hari arofah. Pada malam harinya beliau pun bermimpi dengan mimpi yang sama seperti sebelumnya. Setelah terbangun pada keesokan hari, beliau baru menyadari bahwa mimpi tersebut adalah perintah untuk menyembelih putra beliau. Kemudian pada hari itu (tanggal 10 Dzul Hijjah) dinamakan yaumun nahr atau hari nahr.
Ketika Nabi Ibrahim akan mengajak putranya untuk disembelih, Beliau berkata kepada istri beliau Hajar “Pakaikanlah anakmu dengan pakaian yang bagus, karena sesungguhnya aku akan pergi bersamanya untuk bertamu !”. Hajar pun memberi Nabi Ismail dengan pakaian yang bagus, memberinya wangi-wangian, dan menyisir rambutnya.

Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis datang menggoda sang ayah,  sang ibu dan sang anak silih berganti. Akan tetapi Nabi Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak tergoyah oleh bujuk rayuan iblis yang menggoda agar membatalkan niatnya. Bahkan siti hajarpun mengatakan, : ”jika memang benar perintah Allah, akupun siap untuk di sembelih sebagai gantinya ismail.” Mereka  melempar iblis dengan batu, mengusirnya pergi dan Iblispun lari tunggang langgang. Dan ini kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah; jumrotul ula, wustho, dan aqobah .
 Kemudian Nabi Ibrahim pergi bersama Nabi Ismail dengan membawa sebuah pisau besar dan tali ke arah tanah Mina.

Setelah sampai di tanah Mina, Nabi Ibrahim berkata kepada putranya, sesuai yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shoffat penggalan ayat 102 :
يا بني إني ارى في المنام أني اذبحك فانظر ماذا ترى
Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.
. Nabi Ismail pun menjawab sesuai yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shoffat penggalan ayat 102 :
يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني ان شاء الله من الصابرين
Wahai ayahku, lakukan apa yang diperintahkan kepadamu, Insya’allah engkau akan menemuiku termasuk orang-orang yang sabar
 Kemudian Nabi Ismail berkata pada ayahnya “Wahai ayahku, aku berwasiat kepadamu beberapa perkara:
1.   Ikatlah tanganku dengan kencang agar aku tidak goyah karena itu akan menyakitkanku.
2.   Letakkan wajahku di atas bumi agar engkau tidak memandangku sehingga engkau merasa kasihan.
3.    Tutuplah pakaianmu dariku agar darahku tidak mengotorinya sehingga ibuku tidak melihatnya, karena itu akan membuatnya sedih.
4.    Tajamkanlah bibir pisau besarmu dan percepatlah dalam menyembelih leherku agar terasa lebih ringan karena sesungguhnya kematian itu sangat menyakitkan.
5.    Berikanlah pakaianku kepada ibuku sebagai pengingat diriku. Sampaikan salam dariku dan katakan padanya “bersabarlah atas perintah Allah”.
6.    Jangan engkau menceritakan kepada ibuku bagaimana engkau menyembelih dan mengikat tanganku. Jangan engkau membawa bocah kepada ibuku agar ia tidak semakin bersedih.
7.    Jika engkau melihat seorang bocah sepertiku, maka jangan engkau terus memandanginya sampai engkau bersedih.
” Nabi Ibrahim berkata “Baiklah, semoga pertolongan selalu menyertaimu atas perintah Allah, wahai anakku !”.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shoffat ayat 103 :
فلما اسلما وتله للجبين
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya
Nabi Ibrahim membaringkan Nabi Ismail untuk disembelih seperti layaknya kambing sembelihan. Dan kejadian itu terjadi di atas batu besar di Tanah Mina. Nabi Ibrahim pun meletakkan pisau besar besarnya di leher putra beliau. Kemudian beliau menyembelih leher putra beliau dengan kuat, akan tetapi atas kehendak Allah pisau tersebut tak mampu memotong leher Nabi Ismail bahkan menggoresnya pun tidak. Allah membuka tutup mata dari semua malaikat langit dan bumi, sehingga mereka mengetahui kejadian tersebut. Kemudian mereka berlutut dan bersujud kepada Allah. Kemudian Allah berkata “Lihatlah kalian semua kepada hambaku bagaimana ia menebaskan pisau besar pada leher anaknya karena mengharap ridloku,

            Nabi Ismail berkata “Wahai ayahku, engkau telah melemahkan kekuatanmu karena cinta kepadaku sehingga engkau tidak kuasa untuk menyembelihku”. Kemudian Nabi Ibrahim menebaskan pisau besarnya pada batu dan batu tersebut terbelah menjadi dua. Nabi Ibrahim berkata terheran-heran “Pisau ini bisa memotong batu tetapi tidak bisa memotong daging”. Namun atas kuasa Allah, pisau tersebut berkata “Wahai Ibrahim, kamu mengatakan potonglah, tetapi tuhan semesta alam berkata jangan potong. Maka bagaimana aku melaksanakan perintahmu yang berlawanan dengan perintah tuhanmu”. Pisau tersebut tidak dapat memotong leher Nabi Ismail karena Allah telah memerintahkan untuk tidak memotongnya walaupun Nabi Ibrahim berkata potonglah.
            Allah berfirman dalam Surat Ash-Shoffat ayat 104-106 :
وناديناه ان ياابراهيم, قد صدقت الرؤيا انا كذلك نجزي المحسنين, ان هذا لهو البلاء المبين
Dan Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim” (104) Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105) Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata (106)
Semua kejadian tersebut merupakan ujian yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim. Kemudian Allah berfirman dalam Surat Ash-Shoffat ayat 107 :
وفديناه بذبح عظيم
Dan Kami tebus (ganti) anak itu dengan seekor sembelihan yang besar
Malaikat Jibril pun datang dengan membawa seekor domba yang besar. Domba tersebut merupakan domba qurban Habil putra Nabi Adam yang masih hidup dalam surge. Kemudian domba tersebut dijadikan tebusan atau ganti Nabi Ismail. Malaikat Jibril yang datang dan melihat Nabi Ibrahim berusaha memotong leher putra beliau. Dengan rasa ta’dhim (hormat) dan terheran atas Nabi Ibrahim, Malaikat Jibril berkata :
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar
Kemudian Nabi Ibrahim menjawab :
لااله الا الله والله اكبر
Tidak ada tuhan (yang hak untuk disembah) kecuali Allah, dan Allah Maha Besar
Nabi Ismail pun mengikuti :
الله اكبر ولله الحمد
Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Akhirnya dalam kondisi seperti ini kita banyak berharap, berusaha dan berdoa,  mudah-mudahan kita semua, para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, tapi berjuang untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara. Kendatipun perjuangan itu tidaklah mudah, memerlukan pengorbanan yang besar. Hanya orang-orang bertaqwa lah yang sanggup melaksanakan perjuangan dan pengorbanan ini dengan sebaik-baiknya.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar