HILANGNYA PAHALA SODAQAH 2


Apabila telah bersedekah, jangan diungkit kembali. Lupakan saja, seakan tak pernah ada pemberian.
Biarkan sedekah itu menjadi pahala kebajikan bagi kita.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah[2]: 264)
sedekah itu dapat hilang disebabkan karena diungkit-ungkit dan tindakan berupa menyakiti orang yang diberi sedekah setelah sedekah diberikan. Jadi, dosa mengungkit-ungkit dan menyakiti itu menyebabkan hilangnya pahala sedekah.”
Beliau kemudian berkata,”Artinya janganlah kalian membatalkan pahala sedekah kalian dengan menyakiti dan mengungkit-ungkitnya, sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang riya. Orang yang riya adalah yang menampakkan sikap dihadapan orang lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya adalah agar dia dipuji oleh orang lain atau agar tenar dengan sifat-sifat terpuji sehingga banyak orang yang mengagumi. Atau agar disebut sebagai orang dermawan dan maksud-maksud keduniawian lainnya. Orang yang riya tidak memiliki perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridha-Nya dan mengharap pahala-Nya yang berlimpah.
“Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa menyakiti dan mengungkit ungkit suatu pemberian itu akan menyebabkan batalnya pahala suatu sedekah…” [Tafsir as-Sa’di]
Sudah keluar harta benda, tidak dapat pahala, bahkan mendapat ancaman adzab pedih.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tiga golongan, yang Allah tidak akan mengajak bicara mereka pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka, dan Allah tidak akan mensucikan, serta bagi mereka adzab yang pedih.
Rasulullah mengulang ucapan tersebut sebanyak tiga kali.
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Alangkah meruginya mereka. Siapakah mereka wahai Rasulullah…?
Beliau menjelaskan,
المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
al-Musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki,
al-Mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan
Pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu…” [H.R. Muslim: 171]]

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لا خَلاقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak pula (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih,” (Ali ‘Imran: 77).
.   SODAQAH TERBAIK

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. .” (QS. Al-Baqarah[2]: 271)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar