ISTIQAMAH

Istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Seorang yang istiqamah adalah laksana batu karang di tengah-tengah lautan, yang tidak bergeser sedikitpun, walaupun dipukul gelombang yang bergulung-gulung.
Seorang mukmin yang istiqamah tidak akan mundur (goyah) ketika berhadapan dengan berbagai macam godaan dan ancaman. Imannya tidak goyah oleh pengaruh harta, pangkat, kemegahan, pujian dan segala kesenangan semu yang lainnya. Nabi SAW adalah contoh teladan utama dalam masalah istiqamah, baik celaan, ancaman, bujukan, bahkan dengan tawaran berbagai sarana dan fasilitas kehidupan yang indah dan megah dari para musuh lslam. Namun Nabi SAW tetap istiqamah bersama keimanan dan keislamannya.
Perintah supaya beristiqamah dinyatakan di dalam Al Qur ‘an dan Sunnah. Allah SWT berfirman

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6).
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memerintahkan Rasul-Nya agar tetap teguh dan senantiasa beristiqamah, sebagaimana yang telah diperintahkan dan dijelaskan oleh Allah.
Dari Abu ‘Amr – ada yang mengatakan Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdillah, dia berkata:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

Aku berkata: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada seorangpun selain anda.” Beliau bersabda : “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian Istiqamahlah. (HR. Muslim)
Iman yang sempuma adalah iman yang mencakup 3 (tiga) dimensi: hati, lisan, dan amal perbuatan. Seorang yang beriman (mukmin) haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Berarti, dia akan menjaga kesucian hatinya, kebenaran ucapannya dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam. Ibarat berjalan, seorang yang istiqamah akan selalu mengikuti aturan (rambu-rambu), sehingga dia bisa sampai ke tujuannya dengan cepat dan selamat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al Darami, dari Ibnu Mas’ud ra diterangkan, bahwaNabi S AW pada suatu hari membuat garis lurus di hadapan beberapa sahabat. Kemudian beliau membuat pula garis melintang di kanan kiri garis lurus tersebut, Sambil menunjukgaris lurus itu beliau berkata: “Inilah jalan-jalan yang bersimpang, pada setiap jalan itu ada syetan yang selalu menggoda“. Setelah itu Nabi SAW membacakan Al Qur’an,

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada kamu, agar kamu bertaqwa“. (QS.Al An’am:153)
DIJANJIKANNYA SURGA

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)
Istoqmah adalah yang terberat.. Istiqomah mengerjakan perintah Allah, istiqomah meninggalkan larangan Allah, istiqomah dalam berdakwah, istiqomah dalam bertauhid, istiqomah dalam sunnah, istiqomah dalam kejujuran, istiqomah dalam taubat, istiqomah dalam sabar, istiqomah dalam ikhlas… Istiqomah… Istiqomah.. Istiqomah… Dst…
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 
Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar