عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah)
Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya
aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau
memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan
tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar
aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku
dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak
ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk
mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut
celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang
aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kalimat lâ haulâ wa lâ quwwata illâ
billâh agar kita melepaskan diri kita dari segala apa yang kita merasa
mampu untuk melakukannya, dan kita serahkan semua urusan kepada Allah.
Sesungguhnya yang dapat menolong dalam semua aktivitas kita hanyalah
Allah Ta’ala, dan ini adalah makna ucapan kita setiap kali melakukan
shalat,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya
kepada-Mu kami memohon pertolongan. [al-Fâtihah/1:5].
Menurut
Ibnul Qoyyim, kalimat “Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah” mempunyai
pengaruh yang sangat menakjubkan saat menanggung beban pekerjaan yang sulit dan
keras, atau saat menghadap kepada raja dan orang yang ditakutkan, selain
pengaruhnya yang efektif untuk menolak kemiskinan.
Diriwayatkan, Hubaib bin Salamah sangat
senang saat menghadapi musuh atau mengepung sebuah benteng memperbanyakkan
ucapan “Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah”. Diceritakan, suatu hari ia
mengepung sebuah benteng milik bangsa Romawi sehingga ia putus asa, lalu
tentara kaum mislimin membaca zikir tersebut sambil bertakbir, akhirnya benteng
tersebut hancur.
Hauqalah menyembuhkan
banyak penyakit
Orang yang sedang sakit dianjurkan
sering-sering mengucapkan hauqalah agar segera diberi kesembuhan oleh Allah
SWT. Dokter, obat, atau siapa pun bukanlah penyembuh sakit. Allah-lah Yang Maha
Memberi Kesembuhan.
Rasulullah
SAW bersabda : “Siapa yang mengucapkan La Haula Wala Quwwata illa
billahi, maka ia akan menjadi obat kepada 99 penyakit. Yang paling ringan
adalah kekalutan”. (Hadis Riwayat Tabrani)
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إلَّا اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
x1
Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi
dengan kehendak-Nya, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan
nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang
menyingkirkan keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu
terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan
nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk
berbuat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk
menghindar dari perbuatan maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang maha
Mulia dan maha agung
Pada hakikatnya seorang hamba tidak memiliki
daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu tidak
akan mungkin duduk di majlis ilmu, melainkan dengan pertolongan Allah. Seorang
guru tidak akan mungkin dapat mengajarkan ilmu yang bermanfaat, melainkan
dengan pertolongan Allah. Begitupun seorang pegawai, tidak mungkin dapat
bekerja melainkan dengan pertolongan Allah.
Seorang
hamba tidak boleh sombong dan merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan segala
sesuatu. Seorang hamba seharusnya menyadari bahwa segala apa yang dilakukannya
semata-mata karena pertolongan Allah. Sebab, jika Allah tidak menolong maka
tidak mungkin dia melakukan segala sesuatu. Artinya, dengan
Imam Ahmad dalam
Musnadnya meriwayatkan hadits yang dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
"Perbanyaklah membaca Laa Haula Wa Laa
Quwwata Illaa Billaah, karena sesungguhnya adalah salah satu harta simpanan di
surga."
Kanzun min Kunuz al-jannah, maksudnya:
pahalanya disimpan bagi yang mengucapkannya. Pahalanya atau balasan amal zikir
terebut disimpan di surga sebagaimana dikumpulkan, disimpan, dan dijaganya
harta kekayaan.
- Merupakan
tabungan/simpanan untuk surga
Rasulullah Shallalahu ’alaihi Wasallam bersabda,
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ». فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ »
“Wahai Abdullah bin Qais, maukah
engkau kuberitahu tentang salah satu tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan
surgawi? Abdullah bin Qais menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda:
‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata illa billah’”[1]
- Merupakan salah satu
dari pinta surga
Rasulullah Shallalahu ’alaihi Wasallam berkata kepada
Abu Musa radhiallahu ‘anhu,
ألا أدلك على باب من أبواب الجنة ؟ قلت بلى ، قال: لا حول ولا قوة إلا بالله )) ، رواه الترمذي وأحمد
“Maukah
engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, ‘tentu’. Beliau
bersabda, ‘ Laa haula wala quwwata illa billah”[3]
"Ucapan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa
Billaah, memberikan konsekuensi “i’anah” (bantuan). Oleh karena itu
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan contoh
jika muadzzin mengucapkan “Hayya ‘Alaa al-Shalaah”, maka dijawab, ‘Laa Haula Wa
Laa Quwwata Illaa Billaah’, jika muadzzin mengucapkan, "Hayya ‘Alaa
al-Falaah", dijawab’ Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’ (minta
bantuan kepada Allah Agar bisa melaksanakannya,-pent)."
Ringkasnya,
siapa yang menginginkan punya pahala yang istimewa di surga dengan jumlah yang
banyak hendaknya memperbanyak membaca zikir yang agung ini, Laa Haula Wa Laa
Quwwata Illaa Billaah. Khususnya pada moment tertentu seperti menjawab adzan
saat mu'adzin mengucapkan Hayya ‘Alaa al-Shalaahdan Hayya
‘Alaa al-Falaa, dalam perjalanan, dibaca saat sakit, saat mengerjakan
pekerjaan berat dan sulit sebagai sarana untuk meminta pertolongan kepada Allah
Ta'ala. Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar